MARTAPURA – Sekretaris Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Hanafi, mengungkapkan harapannya agar hasil penelitian Pemetaan Pendidikan di Kabupaten Banjar dapat memberikan dampak nyata dalam meningkatkan akses dan mutu pendidikan di wilayah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan saat membuka kegiatan Ekspose Akhir penelitian yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Banjar dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), pada Kamis (19/12/2024) pagi di Aula Baiman Bappedalitbang Banjar dan dipimpin oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Herlina Maulidah.
Acara ini dihadiri oleh Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial P3AP2KB, Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Bappedaltbang Kabupaten Banjar serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Sekretaris Bappedalitbang, Hanafi, menegaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan strategis dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih terarah. Pemetaan pendidikan ini harus bisa memberikan solusi terhadap permasalahan akses dan mutu pendidikan di Kabupaten Banjar. Kami berharap rekomendasi ini dapat diterapkan untuk memperbaiki sistem pendidikan dan menciptakan SDM yang unggul” ujarnya.
Sementara itu, Herlina Maulidah, Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, menyatakan apresiasinya atas kerja sama dengan LPPM ULM. Ia berharap hasil penelitian ini tidak hanya menjadi dokumen, tetapi juga diterapkan secara nyata melalui kebijakan pembangunan pendidikan yang berkelanjutan.
Dalam paparannya, tim peneliti dari LPPM ULM memaparkan hasil analisis dan data yang komprehensif terkait kondisi pendidikan di Kabupaten Banjar. Penelitian ini mengungkapkan beberapa temuan penting yang menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
Tim peneliti menjelaskan bahwa berdasarkan data terakhir, terdapat total 29.190 siswa pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA) dan 67.554 siswa dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh kecamatan di Kabupaten Banjar. Data ini menunjukkan distribusi siswa yang cukup merata di beberapa wilayah, namun dengan tantangan yang beragam.
Penelitian ini juga menyoroti keterkaitan antara usia pengantin dan tingkat pendidikan mereka. Berdasarkan data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan tahun 2023, fenomena pernikahan usia dini masih menjadi tantangan yang signifikan di beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar.
Kegiatan Ekspose Akhir ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana berbagai pihak memberikan masukan untuk memperkaya rekomendasi penelitian. Semua pihak berkomitmen untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan Kabupaten Banjar.(Ione/Bappedalitbang)
Source:: BAPPEDA