MARTAPURA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar melalui Bidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (PPI) menggelar Coaching Clinic Tahap Diagnose dan Design selama 2 (dua) hari pada Selasa 20 Mei hingga Rabu 21 Mei 2025 di Aula Baiman. Kegiatan ini menghadirkan tim monitoring dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, yaitu Hesti Annisa dan Rengga Vernanda, yang turut memberikan pendampingan langsung kepada para inovator daerah.
Peserta kegiatan terdiri dari inovator perangkat daerah yang telah menyampaikan proposal inovasi terbaru ke Bappedalitbang serta peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Tahun 2024, yang inovasinya belum ditetapkan sebagai inovasi daerah.
Kepala Bidang PPI, Nuri Ansyari, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas inovator dalam menyusun inovasi yang berkualitas, terukur, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Coaching clinic ini menjadi ruang belajar bersama yang penting untuk mempertajam ide, merumuskan problem yang tepat, dan mendesain solusi inovatif yang aplikatif. Dengan pendampingan langsung dari LAN, kita harapkan kualitas proposal inovasi semakin meningkat,” ujar Nuri.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antarperangkat daerah agar proses penguatan inovasi tidak berhenti pada tataran konsep, tetapi berlanjut hingga tahap implementasi dan replikasi.
Sementara itu, Kasubbid Inovasi dan Teknologi, Norsyahnita, yang turut mendampingi Tim Monitoring LAN RI, menjelaskan bahwa pada kegiatan kali ini setiap inovasi akan dibedah secara mendalam melalui sesi desk bersama tim LAN.
“Inovasi para peserta akan digali lebih dalam untuk memastikan bahwa pendekatan yang digunakan sesuai dengan metodologi Diagnose dan Design. Kegiatan ini digelar secara desk, di mana setiap SKPD hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan,” jelasnya.
Dengan adanya coaching clinic ini, Bappedalitbang berharap inovasi yang berkembang di lingkungan Pemkab Banjar tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga mampu menjadi solusi nyata terhadap permasalahan pelayanan publik di daerah.(Ione/Brigade Bappedalitbang)
Source:: BAPPEDA