Ketahanan Pangan Berbasis Pertanian Lokal: Potensi dan Tantangan di Desa Simpang Tiga

Desa Simpang Tiga yang memiliki luas daerah 702.18 Ha dan sebagian besar warganya bekerja sebagai petani dan pekebun sehingga warganya sangat mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan, terutama saat musim panen telah tiba. Pada musim ini, ada dua jenis padi yang dapat dipanen yaitu padi jenis Inpari dan padi jenis Siam. Padi jenis Inpari dapat dipanen dua kali dalam setahun, sayangnya varietas ini lebih disukai hama dibandingkan jenis Siam yang dipanen hanya sekali dalam setahun. Perlu diketahui bahwa setiap varietas padi memiliki siklus pertumbuhan yang berbeda-beda, sehingga masa panennya juga dapat bervariasi. Varietas padi yang memerlukan waktu pertumbuhan lebih cepat cenderung dapat dipanen lebih sering dalam satu tahun. Padi jenis ini menawarkan peluang baru bagi petani untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka karena dapat dipanen dua kali dalam setahun.

Petani di Desa Simpang Tiga memilih untuk lebih banyak menanam padi Siam (varietas padi lokal) dibandingkan padi Inpari (Inovasi Padi Unggul) karena ketahanannya terhadap hama yang mengancam pertanian. Padi Siam, yang telah ditanam secara turun-temurun oleh petani, menunjukkan ketahanan yang teruji terhadap berbagai jenis hama yang biasanya menyerang tanaman padi. Varietas ini telah beradaptasi dengan baik dengan lingkungan setempat selama bertahun-tahun, sehingga dapat menghadapi tantangan dari serangan hama dan penyakit yang sering muncul. Hasil panen musim ini menunjukkan progres yang positif, meskipun para petani tetap menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Kerjasama antara petani, pemerintah, dan para ahli pertanian menjadi kunci untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mencapai ketahanan pangan di wilayah Mataraman.

Para ahli pertanian dan pihak berwenang terus melakukan investigasi lebih lanjut mengenai preferensi hama terhadap padi Inpari dan mencari solusi untuk mengatasi masalah pengairan selama musim hujan. Dengan pendekatan yang tepat dan kerjasama yang kuat, diharapkan petani dapat menghadapi tantangan ini dan memanfaatkan potensi penuh dari padi Inpari yang dipanen dua kali setahun. Petani di Desa Simpang Tiga menggunakan hasil panen padi sebagai cadangan makanan selama setahun hingga musim panen tiba kembali. Dimana padi yang telah dipanen diolah dan disimpan dengan baik untuk menjadi sumber makanan utama warga desa selama periode antar panen. Langkah ini memberikan kepastian bahwa makanan tersedia dalam jumlah yang mencukupi hingga musim panen tiba kembali. Pendekatan ini telah memberikan stabilitas pangan bagi warga desa selama periode antar panen. Langkah ini juga membantu desa untuk mengurangi ketergantungan pasokan makanan dari luar wilayah. Para petani berharap bahwa langkah ini akan menjadi contoh bagi wilayah lainnya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan (Penyusun-Tim KKN-PPM ULM 2023).

Original Article

Related posts

Desa Simpang Tiga Hadiri Acara Koordinasi dan Pembinaan Desa Cantik BPS Kabupaten Banjar Tahun 2024

Pemdes Simpang Tiga Gelar Musdes Pembentukan Tim RKPDes Tahun Anggaran 2025 & DU RKP Tahun 2026

Gebyar Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-79 Bersama Pemdes Simpang Tiga